Pulau Pahawang, Pesona Bawah Laut yang Tak berujung; Sebuah Catatan Perjalanan



Pernahkah kawan mendengar nama Provinsi Lampung? Aku yakin jawabannya adalah 99,99% kawan pasti pernah mendengarnya. Coba kita sempitkan lagi pertanyaannya, pernahkah kawan mendengar Pulau Pahawang serta gugusan kecil pulau-pulaunya? Pulau Klagian, Gosong, Maitam, Tanjung Putus, Pahawang Kecil, Pulau Tegal?. Aku fikir mungkin jawabanya hanya 50% yang pernah mendengarnya, dan itupun mungkin bagi mereka yang suka akan traveling. Semua pertanyaan dan jawaban tadi adalah prediksi kasar dari saya. Kemudian jika kita mengambil survey lagi dan sekarang secara acak di seluruh nusantara ini, mungkin jawabannya adalah tidak lebih dari 50% yang mengetahuinnya, dari 100 orang yang kita tanyakan. Ini hanya gambaran kecil kawan, pertanyaan itu hanya pengandaian dari saya saja kawan. Jelas ini tidak ilmiah saya ambil sample sutvey seperti ini. ini jika benar, patut disayangkan, karena apa? Pulau Pahawang adalah hidden paradisenya Lampung yang belum terlalu terekspose, apalagi tetangga pulaunya, Teluk Kiluan, yang menawarkan atraksi lumba-lumba di sana. Pesona Phawang sunggung menggoda kawan, bawah lautnya ketika saya mengunjunginya masih begitu asri, nyaman dan bersih


Untuk mencapai tempat ini sungguh mudah. Sarana dan infrastrukturnya cukup baik, banyak dan lengkap, 24 jam bahkan. Kawan bisa merapat ke Pelabuhan Merak-Bakauheuni, yang perjalanannya bisa memakan waktu 3-5 jam, beruntung kita, jika kapal verynya, tidak menunggu giliran atau parkir untuk sandar. Di kapal very ini kita bisa masuk ke ruangan ber ac (VIP), dengan menambah ongkos tentunya. Ada yang 5.000,- 8.000 bahkan yang 10.000, akhirnya tingkat kemahalan ongkos tambahan itu tergantung dari  tingkat keimanan kitajuga, jika kita mendapatkan harga ruangan yang  mahal, berarti tingkat keimanan kita bagus. hahahahah bercanda kawan, jangan serius-serius lah.

Di kapal very ini kita sebiknya menghabiskan waktu, dengan membaca, menikmati belaian angin malamnya,  asal jangan ngelamun jorok aj ya, berbahaya tau...wew...lanjuttt
setelah tiba di pelabuhan bakauheuni kita menuju ke Dermaga Ketapang, nah perjalanan ini menurut saya sangat membosankan disamping kita berdesakan di dalam mobil luxio dan avanza, view nya pun menyeramkan. mobil-mobil besar berseliweran seperti hendak memakan kita. jalannya berombak, bahkan ada yang seperti selokan kecil, akibat aspalnya tak sanggup menahan beban berat dari truk truk yang atau dari jawa ke sumatra atau sebaliknya. tidur sulit, pemandangan ngeri intinya membosankan. tips, bawalah musik yang riang serta yang santai. reagge adalah salah satu genre musik yang pas kawan. sekira 3,5 jam kita tiba di dermaga ketapang. langsung kami di jemput oleh kapal, dan siap untuk mengexplore pulau Pahawang..eaaaaaaaaa


Setelah aku naik kapal dan sedikit mengexplorenya aku punya sedikit gambaran tentang pulau ini, sejatinya pulau ini tidak kalah dengan Teluk Kiluan, yang memang sudah sangat santer keindahan serta atraksi lumba-lumbanya. Pulau Pahawang bahkan aku bisa katakan lebih indah ketimbang tiga Gili yang ada di Lombok, Pulau Sangyang di Banten. Ujung Kulon, serta pesona bawah laut Krakatau. Pesona bawah laut di Pahawang tidak hanya bak surga bagi ikan-ikan disana, ia juga memberikan kedamaian kepada mata kita yang melihatnya. 

Terumbu karang yang masih sempurna, karang hidup yang berayun di terjang ombak di dalam air. Hutan mangrove yang masih tersebar di bibir pantai. Karang-karang seperti jamur di kedalaman 2 meter, Begitu tumbuh subur, ikan-ikan besar dan kecil selalu ada saat kita snorkelingan disana

Dan ini yang sungguh sempurna, NEMO, ya ikan lucu dan cantik ini begitu mudah kita dapati di Tanjung Putus. Ia berada di karang yang hidup, entah apa namanya, karang itu berayun di sentuh arus di dalam air, membuat induk nemo dan anaknya keluar dari rumahnya. Ia begitu berani kawan, kadang menghampiri tangan kita, sepertinya hendak mengajak kita bermain. kemudian masuk lagi ke persembunyiannya, begitu terus. Dd Iis bilang, bahwa snorkeling kali ini, adalah pertama kalinya bertemu dengan Nemo, dan waw, ini merupakan pengalaman pertamanya.

Di Tanjung Putus ini juga aku memberikan makan, roti kawan, sebuah roti aku bawa dari perahu kemudian aku nyebur, byurrrrrrrrrr…..dan aku kasihkan ke ikan-ikan itu, dan waw. Dari ikan beraneka warna, besar dan kecil dengan gesit menghampiri dan menyantapnya. Huuuuuuuuuuuuuh, pengalaman yang jelas memperkaya batinku ini. ia bergerombol, setelah mendapatkan makanannya, kembali bersembunyi di balik terumbu sementara yang kecil kecil bermain dengan diriku, menghampiri tanganku untuk kemudian langsung di santapnya ketika aku sudah melepaskannya. Tips, bawalah makanan untuk memberikan makan kepada ikan-ikan itu dan rasakan sensasinya kawan.

Kemudian disana juga menjadi  surga untuk  “Patrick” Bintang Laut. Ia berwarna biru cerah kawan, warna cerahnya sungguh menjadi magnet untuk kita dekati. 2, 3, 4 bahkan lima patrick aku temukan di dalam air yang tak begitu dalam di sekitaran Pulau Pahawang Kecil. Nah di pulau ini juga ada sebuah kejadian yang sangat ironis buat ku. Konon di pulau ini ada sebuah Villa yang dimiliki oleh warga Negara Asing. Sungguh di sayangkan, penjaga villa atau resort tersebut tidak ramah, bahkan terkesan sangar. Kami tidak di perbolehkannya menginjakkan kakinya saja di dermaga pulau pahawang tersebut. Padahal kata orng yang mengantar kami WNA tersebut baik orangnya. Hadeuhhhh, masih galak aja pak, ini bangsa sendiri pak, “mbok ya ga papa toh menikmati pulau tersebut”, kita-kita ini kan tidak merusaknya. Kami kan hanya menikmatinya. Jadi tanda niy tanya, apakah pulau tersebut sudah di jual atau di sewakan yak?????.Noted, pake tanda tanya ya. Kok ya ga boleh mampir COORRRRREEETTTT*…(Mr Doni)..hahahahaha

Lanjuuut, jangan serius-serius lah kawan, Keesokan harinya kita explore lagi. Bahasa saya adalah berenang dan snorkeling sampe oon. Hahahaha…untuk menjaga stamina kita, kami sudah berkoordinasi agar makan pagi dan makan siang kita di kapal saja. So ketika kita lelah dan mengeluarkan energi sehabis berenang dan snorkilang, jelas perut kita akan terasa lapar, langsung kita menyantap makan yang sudah di siapkan di kapal. Ajieb kawan. Ikan baronang, sayur dan sambal itu masuk ke dalam perut kami masing-masing,. Menu itu jelas menambah sumber tenaga untuk kembali berenang dan mengexplore pesona bawah lautnya lagi . Dan kuberitau satu hal kawan, ritual narkopian tidak pernah ketinggalan, angkat gelasmu mari kita bersulang, cheeeeeeerssss.
Ketika kami tiba di Pulau Ringgung Gosong dan Maitam sepertinya kami salah spot, atau mungkin karena airnya  pada saat itu keruh. Kami tidak berenang di spot ini kawan. Kami hanya bermandikan cahaya mentari yang membakar kulit kita. Tips lagi, gunakan sun block, topi atau baju lengan panjang, jika tidak, kulit kita akan semakin eksotis.

Oh iya kawan, hampir lupa dan nyaris terlewat, aku di Dermaga Pahawang Besar coba sharing atau berbagi cerita dengan anak-anak nelayan disana. Karena aku lihat, anak-anak itu berkerumun, melamun dan memperhatikan polah kami. Dengan kesaktian dan ilmu ajian waringin sungsan yang di berikan kang Sob dan kang Tege, aku coba memulai cerita tentang kepedulian terhadap kebersihan laut dan hijaunya hutan atau bukit disana, aku juga berbagi cerita tentang cerita rakyat Timun Mas, Bawang Merah Bawang Putih, itu prmintaan mereka, namun aku sisipkan tentang kebersihan dan kedamaian serta tak lupa aku berkisah tentangcerita yang menginspirasi. Namun tetap yang sangat aku tekankan dari cerita ini adalah bagaimana cara merawat laut, ternyata efektif kawan, keesokan harinya aku lihat seorang anak kecil disana berenang dan langsung membersihkan botol-botol aqua yang bertebaran di bibir dermaga itu. Waw, surprise kawan, Sementara untuk awak kapal tadi langsung di tegur oleh yang punya kapal. So budaya untuk bersih kok ya susah ya, seharusnya kan kita sendiri yang merawat alam, jika alam murka, tidak ada yang bisa menahannya.


Itu catatan sekilas versi ku mengenai perjalanan “Narkopian berlayar ke Pahawang”. Pasti dari kawan-kawan yang lain mempunyai ceritanya sendiri dan terpatri jelas dalam memory otaknya. dan juga ini baru serpihan kecil keindahan alam nusantara yang berada di lampung, mungkin masih banyak destinasi lain yang mungkin jauh lebih indah.
Cobalah sedikit keluar dari zona nyaman kawan, nikmati pesona alam nusantara yang super duper indah, geluti kebudayaan kita yang agung, sejarah bangsa kita yang mengakar kuat. Rasakan sensasi dan pengalamannya ketika kita berada di zona itu, tantangan, aral dan pengalaman itu jelas akan membawa hidup ini semakin berwarna, dinamis dan fluktuatif. Dengan pengalaman itu aku yakin, sangat yakin bahkan. Kekayaan nurani kita akan bertambah, tingkat nasionalisme kita tumbuh dan dengan sendirinya pertalian persahabatan semakin jelas mengikat erat, berjalin berkelindan membentuk harmoni dalam kesatuan yang utuh.
Akhirnya lagu kang Tony Q Rastafara, mengalun menemani perjalan ku pulang menuju Jakarta
Angin Laut Semilir Bertiup
Suara Ombak ditepi pantai
Goyang kaki kaki telanjang..a.a.a.a
Asik nian ikuti irama musik
Pesta pantai…pesta pantai…pesta pantai
Hangatnya suasana damai cipta terasa
Bahagia datang Hilang smua problema
Kaki kaki telanjang bergoyang goyang
Kaki kaki telanjang bergoyang goyang

  • Coret adalah, kata yang begitu familiar di trip ini, ia bermakna tidak setuju dengan apa yang kita atau orang lain atau apalah yang tidak sesuai dengan cara pandang kita, tapi cara pandang kita ini kadang objektif dan kadang juga subjektif, ini lebih ke arah guyonan saja….
  • Jakarta-Merak-Bakau-Dermaga Ketapang-Nyebrang ke Pulau Pahawang Besar
  • Pulau yang di explore, 1/. Klagian 2/. Ringgung Gosong 3/. Maitam 4/. Tanjung Putus 5./Pahawang Kecil. 6./ Gosong. 7./Pulau Tegal
Sila nikmati vidio rekaman karya dd faisal https://www.youtube.com/watch?v=jz8STv-Vdi8
Aymara

Komentar